Daging Buatan, Alternatif Makanan Masa Depan

Daging Buatan, Alternatif Makanan Masa Depan
Tahun 2015 diperkirakan jumlah penduduk dunia sudah mencapai 15 Milyar orang. Dan kebutuhan konsumsi akan daging sapi, daging domba, babi dan daging ayam dari sekian banyak manusia di dunia ini di tahun mendatang kemungkinan besar tidak berimbang dengan kemampuan produksi dari industry daging seluruh dunia. 

Disisi lain industri daging sapi dan lainnya dalam skala besar juga menimbulkan polusi yang sangat tinggi akibat fasilitas rumah kaca yang digunakan. Dan sangat-sangat diharapkan kita bisa mengurangi polusi lingkungan akibat rumah kaca.

Dari alasan tersebut diatas sejumlah ahli telah melakukan penelitian dan pengembangan produksi Daging Sintetis dengan tujuan mengatasi keterbatasan produksi daging di masa mendatang. Selain dari itu sebuah organisasi lingkungan yang tergabung dari kelompok pemerhati hewan (PETA) juga sangat mendukung penelitian dan pengembangan hal tersebut. 

Bahkan mereka (PETA) juga membuat sayembara yang berhadiah $ 1 juta (sekitar Rp 9,2 miliar) untuk ilmuwan yang mampu memproduksi daging buatan dan sanggup menjualnya secara komersial sebelum 2016.

Seperti dikutip laman Dailymail, sejumlah ilmuwan yang bekerja di labolatorium Oxford University dan University of Maastrich Belanda telah berhasil membuat daging sapi buatan tersebut. Daging tersebut diproduksi dengan menggunakan bahan-bahan nabati dan diproduksi dengan tekstur daging sapi. 

Daging ini sudah diperkenalkan ke public di tahun 2012 sekaligus mencari cara untuk meyakinkan konsumen agar mampu menjualnya. Sayangnya produksi ini baru berupa Daging Sapi Buatan sementara yang diinginkan PETA adalah Daging Ayam Buatan.

Mudah-mudahan di tahun-tahun berikutnya sudah ada produksi Daging sintetis lainnya yang memenuhi kriteria PETA dan lebih baik yang ada dari yang sudah ditemukan.

Disisi lain berbagai saran dari ahli-ahli gizi juga menyarankan agar penduduk dunia mempertimbangkan makan pengganti daging seperti Belalang, laba-laba, tawon, cacing, semut dan kumbang. Binatang-binatang ini mengandung protein yang rendah kolesterol tetapi tinggi untuk kalsium dan zat besinya. Serangga-serangga ini cocok untuk makanan konsumsi diet. Dan setidaknya ada 1.400 spesies yang dapat dimakan di seluruh Afrika, Amerika Latin dan Asia.

Selain itu pula ada bahan makanan yang disarankan oleh seorang Profesor dari universitas Arizona yang bernama Mark Edwards yang menyarankan makanan pengganti dari Ganggang Laut. Ganggang telah terbukti memberi makan jutaan hewan yang ada di laut yang merupakan 70% dari bagian bumi. Dan Ganggang juga memberikan pasokan lemak, minyak dan gula. Ganggang adalah sumber makanan dasar dari semua mahluk hidup hingga masa depan, katanya.

Akhirnya, pertanyaannya : Siapkah kita semua untuk mengkonsumsi makanan-makanan tersebut diatas?

Sumber : 
Beritasatu.com 18 Januari 2012.
Inilah.com 12 Juli 2011. 
Republika.co.id 22 jan 2012.





Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar